Jambi (Transsumatera.id), Pembangunan lapangan bola kaki yang berlokasi di Desa Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, hingga kini tidak pernah di gunakan.

Sangat disayangkan, lapangan bola yang dibangun dari uang rakyat yakni anggaran Desa tahun 2018 tersebut, saat ini kondisinya penuh ditumbuhi rumput, sebab sejak dibangun sampai sekarang belum pernah digunakan dan terkesan terbengkalai.

Menurut keterangan Arafik yang pada saat itu menjabat selaku Sekdes dan kini menjabat selaku Kasi Kesra menuturkan, bahwa lapangan bola kaki tersebut dibangun pada tahun 2018 pada saat zaman Kepala Desa Ramli (Kades lama.red), dengan besar anggaran kurang lebih Rp 145.000.000. Dimana pada saat itu, status lahan hibah yang awalnya milik Kepala Desa lama(Ramli.red). diakui Arafik, sejak dibangun hingga sekarang lapangan bola tersebut belum pernah digunakan, dengan alasan bahwa dulu Kades membangun lapangan bola untuk pemuda, tapi hingga kini pemuda belum ada yang menggerakkan.
Saat dikonfirmasi terkait kelayakan, Arafik menjawab kalau untuk saat ini layak, akan tetapi apabila pada saat musim banjir tidak bisa.

Saat dicecar pertanyaan apa saja item pekerjaan lapangan bola kaki yang menelan anggaran sebesar kurang lebih Rp 145.000.000 tersebut. Jawab Arafik, kalau dari anggaran yang Ia tau, yaitu tiang gawang, tempat duduk, dan jaring gawang. Meski hingga saat ini jaring gawang tersebut belum dipasang dengan alasan lapangan yang belum dipergunakan.
“Kalau yang lain-lain saya kurang paham, karena saat itu Pak Kades semua yang mengelola, saya tidak dilibatkan, “ungkap Arafik saat dikonfirmasi dikantor Desa, Senin (31/8/2020).

Terkait desain gambar dan RAB, sambung Arafik, pada saat itu hasil kerja dirinya bersama PDTI ditolak oleh Kades, sejak itu dirinya tidak ikut campur lagi terkait pembangunan lapangan bola kaki.

Ditempat dan waktu yang sama, Ahmad Yani yang saat itu menjabat selaku Bendahara mengungkapkan, kalau untuk anggaran lapangan bola, Ia bersama Sekdes tidak ikut campur, semua Kades yang mengelola, mungkin cuma kerjasama dengan TPK.
“Kalau saya dulu selaku Bendahara bersama Sekdes tidak ikut campur mengelola, anggaran semua diserahkan kepada Kades (Ramli.red), “jelasnya.

Lebih lanjut, saat dipertanyakan apakah pihak Inspektorat pernah turun ke lokasi, Arafik dan Ahmad Yani ragu-ragu menjawab.

Sementara itu, Alamsyah, Kades yang saat ini menjabat menuturkan, hal ini menjadi pemikiran dirinya, ada dua rencana yang hendak ia lakukan, yang pertama dengan cara ditimbun dan yang kedua tetap saya pikirkan bagaimana caranya, mungkin dengan cara tukar guling dengan lahan lain.
Kemudian, saat di tanya apakah dengan cara ditimbun kira-kira dapat tercafer dengan anggaran di Desa, ” tidak, “jawab Kades.
Kemudian saat ditanya terkait azas manfaatnya, Kades hanya tertawa.

Kendati demikian, Kades tetap berharap lapangan bola kaki tersebut nantinya dapat dimanfaatkan. Sebab Kades berkeinginan agar kedepannya Desa Sungai Rambut dapat menjadi tuan rumah pada saat turnamen tingkat Kecamatan, tidak hanya sekedar menjadi tamu.
” Dari beberapa Kades yang telah lalu, Desa Sungai Rambut tidak pernah menjadi tuan rumah, selama ini hanya menjadi tamu, tekad saya kenapa Desa lain bisa kami tidak bisa, dan itu harus dipelajari, “ujarnya. ( Supriono )

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: