BANDAR LAMPUNG Transsumatera —Dewan Komisaris PTPN I (Supporting.Co) meminta manajemen untuk memanfaatkan momen menguatnya harga karet saat ini dengan meningkatkan produksi dan tetap menjaga mutu. Divisi Pemasaran juga diminta lebih progresif menembus pasar paling menarik untuk kemudian memberi rekomendasi produk yang harus digenjot produksinya. Selain itu, Dekom juga mendorong penggunaan energi alternatif di luar fosil untuk berbagai kebutuhan operasional produksi.


Tiga hal tersebut menjadi fokus arahan Dewan Komisaris pada hari pertama dari tiga hari kunjungannya ke Regional 7, Rabu (23/10/24). Tiga Anggota Komisaris yang hadir adalah Nurhidayat, Dedi Sunardi, dan Tri Siswanto. Didamping beberapa Anggota Komite, mereka disambut Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun, SEVP Business Support Bambang Agustian, Kadiv. Tanaman Karet PTPN I Hendra Putra, dan para pejabat utama lainnya.
Inspeksi pertama mengunjungi Pabrik Pengolahan Karet Remah Kebun Pemantang Kiwah (Pewa) di Natar, Lampung Selatan. Selain melihat proses olah pabrik yang memproduksi karet Standard Indonesian Rubber (SIR) 20 yang mengolah karet beku, baik dari kebun sendiri maupun pembelian ini, Dekom juga menggelar rapat dengan manajemen.


Mencermati paparan Manajer Kebun Pematang Kiwah Fadlan, Dekom memberikan beberapa catatan rekomendasi. Secara umum, PKR Pematang Kiwah dinilai telah melakukan perbaikan mendasar dengan tata kelola yang baik dan proses produksi yang maksimal. Selain itu, rencana penggunaan bahan bakar alternatif untuk menggantikan biosolar yang selama ini dipakai dinilai satu langkah konkret untuk meningkatkan kinerja melalui berbagai upaya efisiensi.


“Kami melihat ada pergerakan yang cukup signifikan di Pabrik Pewa ini. Secara operasional sudah baik, produtivitasnya juga sudah meningkat meskipun masih besar peluang untuk ditingkatkan, mutu produk juga terjaga, dan tata kelolanya juga baik. Ada inovasi untuk mengganti bahan bakar dari biosolar ke cangkang sawit yang sedang dibangun, ini juga salah satu upaya yang harus didukung,” kata Nurhidayat.


Dari Pabrik Karet Pematang Kiwah, rombongan berpindah ke Pabrik Karet Kebun Way Berulu yang berada di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Di pabrik yang mengolah karet jenis Ribbed Smoked Sheet (RSS—kategori high grade) dan SIR-3L ini, selain meninjau operasional olah juga menggelar rapat dan diskusi.


Manajer Kebun Way Berulu Tulus Catur Pambudi dalam paparannya menyatakan apresiasinya atas dukung Head Office PTPN I maupun Region Head dalam pencapaian kinerja selama ini. Ia mengatakan, saat ini Kebun Way Berulu sedang beruntung dengan berbagai capaian, baik produksi, produktivitas, mutu, maupun penghargaan.


“Atas dukungan HO (head office), RO (regional office), dan seluruh pihak, alhamdulillah kami diberi kebaikan oleh Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa. Tahun ini kami bisa berproduksi cukup maksimal dan bisa mencapai RKAP, termasuk bisa meraih penghargaan di PTPN Award 2024 untuk kinerja semester I. Kami bersyukur dan mohon doanya agar sampai akhir tahun dan seterusnya bisa lancar dan sukses,” kata dia.


Pada diskusi di Way Berulu, Komisaris Independen Dedi Sunardi menyampaikan beberapa hal merespons presentasi Tulus Catur Pambudi. Ia mencermati potensi keuntungan cukup besar sampai akhir tahun sebagaimana disampaikan Catur, dengan asumsi seluruh produksi terjual pada tahun ini. Menurut Dedi, hal ini harus menjadi catatan dan atensi seluruh pihak di manajemen Supporting Co maupun PTPN III Holding.
“Apa yang disampaikan Pak Manajer tadi harus menjadi atensi kita. Artinya, pabrik sudah memproduksi maksimal, lalu bagaimana menjualnya. Ini butuh langkah cepat Bagian Pemasaran supaya barang ini segera jadi uang. Selagi harga sedang baik. Kami minta Pak Hendra (Hendra Putra, Kadiv. Tanaman Karet Supporting Co) untuk segera berkordinasi dengan Bagian Pemasaran Holding supaya kita tidak kehilangan momentum,” kata dia.


Pada konteks momentum, Dedi Sunardi mengingatkan tentang pentingnya tim pemasaran yang progresif dan tangguh. Sebagaimana satu perusahaan yang memproduksi barang untuk dijual, selain fokus kepada kuantitas dan kualitas produk, juga harus memiliki tim pemasaran yang tangguh dan visoner. Dengan demikian, sinergi antara tim produksi dan pemarasan akan intesif dengan tenggat yang ketat.


“Orkestrasi antara bagian produksi dengan bagian bagian pemasaran itu harus intensif sehingga tercipta nada-nada yang indah dan selaras. Tim Penjualan harus gesit mencari buyer terbaik, lalu mengatahui jenis dan mutu apa yang diminta pasar, dan dapat nargin berapa. Dari situ mereka bisa minta ke bagian produksi agar bikin yang RSS atau yang SIR. Jangan sampai bagian produksi yang penting bikin, lalu pemasaran kesulitan menjual,” kata dia.


Pada aspek produksi, Komisari Tri Siswanto sangat mendukung upaya Regional 7 yang terus mencari energi alternatif untuk menggerakkan mesin-mesin produksi. Melihat Pabrik PEWA sedang membangun ketel uap untuk cangkang sawit, Dedi mengapresiasi dan membuka kemungkinan energi alternatif lain yang bisa digunakan.


“Ada upaya untuk mengganti sumber energi dari yang berbasis fosil ke alternatif lain itu sangat baik. Cangkang sawit itu bagus, tentu sudah ada hitung-hitungannya sehingga bisa efisien. Kalau ada, itu batok kelapa juga bagus. Saya pernah pakai dulu di Jawa. Atau, coba dibuka kemungkinan kita pakai CNG (compossed natural gas). Itu juga efisien. Kalau kita bisa hemat di bahan bakar, HPP (harga prokok produksi) bisa turun signifikan,” kata dia.


Menanggapi beberapa arahan Dekom, Region Head Tuhu Bangun menyampaikan apresiasi. Saat ini, kata dia, pihaknya sedang dan terus melakukan konsolidasi dan penataan secara menyeluruh untuk menyesuaikan dan merespons program transformasi bisnis yang dijalankan PTPN III Holding.
“Kami terus memaksimalkan setiap resources yang ada dan menyesuaikan semua langkah dengan program transformasi di Holding. Ada banyak sekali elemen yang harus disinkronkan supaya kebijakan Holding yang merupakan instrumen operasional dari kebijakan nasional dengan yang ada di kami, di lapangan. Terutama, yang berkaitan dengan PSN (proyek strategis nasional),” kata dia.


Pada hari kedua, rombongan Dekom akan menginspeksi Afdeling 5 Kalianda, Kebun Bergen dan meninjau pabrik batu PT Optima Nusa Tujuh (ONT), anak perusahaan PTPN VII. Dilanjutkan ke Kebun Kedaton untuk meninjau dan diskusi tentang tanaman dan pabrik karet yang dikelola. (*)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: