BANDARLAMPUNG Transsumatera – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Bandar Lampung melaporkan sebanyak 182 kejadian kebakaran yang terjadi sepanjang Januari hingga pertengahan Oktober 2024. Dari insiden-insiden tersebut, total kerugian material diperkirakan mencapai Rp4,04 miliar.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung, Antoni Irawan menjelaskan, bahwa jenis bangunan yang paling banyak terbakar adalah bangunan penduduk. Selain itu, ada pula kebakaran yang melibatkan bangunan umum, kendaraan, hingga bangunan industri.

“Sebagian besar penyebab kebakaran adalah korsleting listrik, penggunaan kompor yang tidak diawasi, serta api rokok. Ini menjadi perhatian utama kami untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat,” ujarnya, Kamia (17/10/2024).

Antoni menambahkan, dalam upaya memadamkan kebakaran yang terjadi selama 10 bulan terakhir, Dinas Damkar telah mengerahkan 323 tangki air dengan luas area yang terbakar mencapai 143.174 meter persegi.

“Meski upaya pemadaman berjalan lancar, kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran ini cukup besar. Hal ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada dan memperhatikan faktor-faktor yang bisa memicu kebakaran,” paparnya.

Berdasarkan data bulanan, jumlah kejadian kebakaran bervariasi. Pada Januari tercatat ada 19 kejadian, Februari dan Maret masing-masing 11 kejadian, April 6 kejadian, dan Mei 13 kejadian. Di bulan Juni terjadi peningkatan dengan 18 kejadian.

Sedangkan Juli menurun menjadi 11 kejadian. Namun, kebakaran kembali melonjak pada Agustus dengan 23 kejadian, disusul puncaknya pada September yang mencatat 33 insiden kebakaran. Sementara hingga pertengahan Oktober, tercatat sudah ada 6 kejadian kebakaran.

“Jumlah kejadian di bulan September yang mencapai 33 kejadian menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Ini tentu menjadi perhatian serius bagi kami dan kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati, terutama dalam penggunaan peralatan listrik dan api di rumah,” kata Antoni.

Selain kerugian material, kebakaran yang terjadi juga mengakibatkan korban luka-luka. Tercatat ada 9 orang yang mengalami luka akibat kebakaran tersebut.

“Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian-kejadian ini, tetapi jumlah korban luka-luka yang mencapai 9 orang harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih waspada,” ungkapnya.

Antoni juga menghimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan potensi bahaya kebakaran di lingkungan sekitar. Dia meminta warga untuk memastikan instalasi listrik di rumah atau bangunan telah memenuhi standar keamanan, serta untuk selalu waspada saat menggunakan kompor atau bahan yang mudah terbakar.

“Kami mengingatkan masyarakat untuk rutin mengecek instalasi listrik di rumah, tidak meninggalkan kompor menyala tanpa pengawasan, dan selalu mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan,” tegasnya.

Pihaknya akan terus melakukan patroli dan memberikan edukasi kepada warga terkait pencegahan kebakaran, terutama di kawasan yang rawan kebakaran.

“Dengan upaya preventif dan responsif yang terus kami tingkatkan, kami berharap bisa mengurangi angka kejadian kebakaran dan kerugian yang ditimbulkan. Namun, dukungan dari masyarakat sangat diperlukan agar kita bisa mencegah insiden yang lebih besar di masa mendatang,” tutupnya. (dka)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: