Bandarlampung Transumatera – Pemerintah Kota Bandarlampung mencatat penurunan signifikan dalam angka stunting. Dari 520 kasus pada akhir Desember 2023, jumlahnya berkurang menjadi 399 kasus pada Mei 2024.

Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana, mengungkapkan bahwa penurunan ini berdasarkan hasil pengukuran dan penimbangan di posyandu, yang kemudian diinput dalam Aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM).

Eva menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting di Kota Bandar Lampung pada 2023 adalah 13,40 persen, lebih rendah dibandingkan angka provinsi sebesar 14,60 persen dan nasional sebesar 21,5 persen.

Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemkot Bandarlampung telah membentuk Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) hingga tingkat kelurahan.

Tim ini bertugas mengkoordinasikan dan mengevaluasi penyelenggaraan program percepatan penurunan stunting secara efektif dengan melibatkan lintas sektor.

“Alhamdulillah, TPPS di tingkat Kota Bandar Lampung hingga kelurahan sudah 100% terbentuk dan siap bergerak untuk percepatan penurunan stunting,” kata Eva Dwiana saat diwawancarai di Pemkot Bandarlampung, Jumat (21/6/2024).

Upaya yang dilakukan sepanjang 2024 termasuk pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, makanan tambahan di posyandu balita, serta intervensi bagi ibu hamil yang kekurangan energi kalori.

Edukasi dan pendataan juga terus dilakukan untuk memastikan semua ibu hamil dan balita mendapat perhatian yang diperlukan.

Eva menekankan bahwa penurunan stunting ini merupakan bagian dari tujuan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.

“Kami ingin masyarakat Bandar Lampung memiliki kecerdasan komprehensif, interaksi sosial yang damai, karakter kuat, dan kesehatan yang prima,” jelasnya.

Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, Pemkot Bandarlampung optimis dapat terus menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup warganya. (muh)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: