BANDARLAMPUNG Transsumatera – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung mencatat ada sebanyak 335 kasus penyakit diare selama bulan Maret-April 2024.

“Jumlah kasus diare yang ditangani di Bandar Lampung selama bulan Maret-April 2024 atau periode Ramadhan dan lebaran sebanyak 335 kasus,” ujar Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung, Desti Mega Putri, Rabu (24/4/2024).

Adapun keluhan lain yang juga bisa menyertai diare, diantaranya perut kembung, kram perut, mulas, mual dan muntah, demam, sakit kepala serta tidak mampu menahan BAB.

“Dan daerah yang paling banyak terkena diare yakni di Kecamatan Panjang, Wayhalim dan Gedong Air,” ungkapnya.

Selanjutnya, kata Desti, penyebab seseorang terserang diare bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi virus dan bakteri, kemudian keracunan makanan, alergi makanan.

“Bisa juga penyakit lain yang dapat memicu terjadinya diare, seperti hepatitis atau kanker usus besar,” ujarnya.

Desti mengaku, penanganan diare dapat disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Jika diare tidak disertai gejala berat, dapat melakukan perawatan mandiri, seperti jaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi, cairan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia penderita, misalnya air putih, oralit, jus, kaldu, atau perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak air, seperti sup.

“Penderita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lunak agar lebih mudah dicerna. Lalu minumlah suplemen makanan, seperti probiotik yang mengandung Lactobacillus acidophilus,” paparnya.

Untuk mempercepat penyembuhan diare, lanjut Desti, terutama diare akibat efek samping antibiotik. Bisa konsumsi sumber probiotik yang bisa diperoleh dari suplemen probiotik.

“Jangan mengonsumsi yoghurt bila menderita intoleransi laktosa, karena yoghurt terbuat dari susu. Dan hindari konsumsi makanan tinggi lemak, berserat, atau makanan pedas,” ungkapnya.

Desti juga menambahkan, ada beberapa anjuran yang dapat diterapkan untuk mencegah diare.

Diantaranya rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh bahan makanan mentah, sehabis menggunakan toilet, dan sesudah bersin atau batuk.

Selanjutnya, tambah Desti, mengonsumsi makanan dan minuman yang matang atau sudah dimasak, menghindari konsumsi buah dan sayuran yang mentah atau tidak dipotong sendiri, terutama saat bepergian.

“Sementara kalau untuk bayi, yaitu memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama dan menjalani vaksinasi rotavirus, untuk melindungi bayi dari serangan virus yang paling umum menyebabkan diare,” pungkasnya. (dka)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: