Bandung Transsumatera – Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia tumbuh rata-rata 4 persen setiap
tahun, sementara panjang jalan tol dan jalan pendukung lainnya tumbuh 6 persen,
serta jumlah penduduk naik rata-rata 1,1 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan
peningkatan probabilitas potensi kecelakaan lalu lintas.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, dalam
Seminar Nasional “Arah Kebijakan Transportasi Nasional dan Penguatan Angkutan
Umum Perkotaan di Indonesia” yang diselenggarakan Masyarakat Transportasi
Indonesia (MTI) di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, pada
Senin (14/10/2024).

Selain mengemukakan data tersebut, Rivan juga menyoroti bahwa beberapa tahun
lalu data kendaraan bermotor di Indonesia belum tercatat secara menyeluruh.
Berdasarkan data 2016-2021, dari total 103 juta kendaraan, kepatuhan masyarakat
dalam membayar pajak hanya mencapai 39 persen. “Oleh sebab itu, Jasa Raharja
bersama Kementerian Dalam Negeri dan Korlantas Polri sebagai Tim Pembina
Samsat Nasional melakukan sinkronisasi data kendaraan bermotor serta berbagai
edukasi, sehingga kepatuhan masyarakat naik menjadi 51 persen,” ujarnya.

Rivan menjelaskan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi adalah
pembayaran pajak yang hanya dilakukan pada tahun pertama, hal itu karena banyak
kendaraan bermotor yang bukan atas nama pemilik sebenarnya. Oleh karena itu, Jasa
Raharja mengusulkan penghapusan biaya balik nama (BBN) dan pajak progresif untuk
meningkatkan kepatuhan.
Di sisi lain, berdasarkan data santunan Jasa Raharja bahwa terdapat 152 ribu
kecelakaan lalu lintas per tahun dengan korban meninggal dunia sebanyak 27 ribu
orang. Angka ini menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Untuk mengatasi hal ini,
Jasa Raharja bersama mitra kerja terkait melakukan berbagai perubahan layanan.

“Tentunya kami mengapresiasi kegiatan seminar di bidang transportasi yang
diselenggarakan oleh MTI ini. MTI dapat memberikan peranan besar melalui usulanusulan dan inovasi di bidang transportasi, khususnya terkait hal-hal yang mendukung
Indonesia untuk lebih aware terhadap penggunaan transportasi publik. Hal ini
diharapkan dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas serta membangun budaya
berkendara yang berkeselamatan,” ungkap Rivan.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, dalam kesempatan yang sama,
menyerukan penguatan transportasi publik di wilayah metropolitan Bandung Raya, yang mencakup Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, serta Kabupaten
Bandung Barat. Bey memaparkan data dari Urban Mobility Plan yang menunjukkan
bahwa pergerakan orang di Bandung Raya mencapai 16.727.436 perjalanan per hari
dengan menggunakan kendaraan, dengan volume lalu lintas meningkat 10-15 persen
per tahun. “Oleh karena itu, perlu penguatan transportasi umum perkotaan khususnya
di wilayah metropolitan Bandung Raya,” ujarnya.

Pertumbuhan penduduk yang pesat di kawasan aglomerasi Bandung Raya membawa
implikasi besar terhadap kebutuhan transportasi yang lebih terintegrasi dan
berkelanjutan. Pemerintah daerah terus berupaya mendorong masyarakat untuk
menggunakan transportasi umum dengan menyediakan layanan transportasi yang
terintegrasi seperti BRT, LRT, dan cable car. “Pergerakan yang masif di Bandung
Raya perlu didukung layanan transportasi umum yang terintegrasi,” tambah Bey.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, yang juga hadir dalam
seminar nasional tersebut menyambut baik diskusi yang digagas oleh MTI itu.
Terlebih, pemerintah pusat juga memiliki agenda penting dalam membangun
konektivitas mewujudkan Indonesia-sentris.

“Hari ini saya senang, bangga karena masyarakat transportasi bekerja sama dengan
institusi pendidikan ITB dan Pemda, berkolaborasi bagaimana transportasi ini
dipikirkan, dicarikan jalan keluar dan selalu didiskusikan. Bagaimana menghubungkan
seluruh Indonesia dan tidak hanya di Jawa, khususnya berkaitan angkutan masal
perkotaan,” ucap Menhub.

Seminar tersebut turut dihadiri, antara lain Ketua Umum Masyarakat Transportasi
Indonesia (MTI) Tory Damantoro, Sekjen MTI Haris Muhammadun, Guru Besar ITB
sekaligus sebagai moderator Prof. Ir. Harun Al-Rasyid Lubis M.Sc., Ph.D,. Sedangkan
narasumber lainnya, yakni Dewan Pakar Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Laode Kamaludin, serta Guru Besar Transportasi Universitas Gadjah Mada dan Ketua
Dewan Penasehat MTI. (*)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: