Bandarlampung Transsumatera – Bank Indonesia mencatat bahwa Provinsi Lampung pada triwulan pertama tahun 2024 tetap tumbuh meskipun berjalan secara lambat.

Hal tersebut disampaikan oleh, Fiskara Indawan Ekonomi Senior Bank Indonesia Provinsi Lampung saat BBM triwulan II 2024 dengan tema “Strategi Penguatan Permintaan Domestik di Tengah Ketidakpastian Global“, di Bukit Randu Resto, Rabu (8/5/2024).

“Ekonomi Lampung masih tumbuh walaupun lambat di angka 3,3 persen, meski begitu Lampung tetap saja mengalami pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Meskipun pertumbuhannya terbilang lambat, Fiskara menyampaikan ekonomi di Lampung sangat sehat.

“Ekonomi dikatakan sehat jika ada pertumbuhan dan tidak ada inflasi. Lampung saat ini ekonominya dapat dikatakan sehat,” terangnya.

Fiskara juga menyebut kalau faktor yang menyebabkan ekonomi Lampung menjadi tumbuh mayoritas dikarenaan konsumsi rumah tangga.

Dirinya menjelaskan kalau permintaan konsumsi rumah tangga menyumbang sebesar 60persen untuk pertumbuhan ekonomi.

“Konsumsi rumah tangga menjadi penopang ekonomi Lampung, disisi penawaran meskipun pertanian cukup dalam tapi ekonomi Lampung ditopang oleh UMKM dan industri,” ujarnya.

Selain rumah tangga, BI mencatat juga ada peningkatan dalam Kosumsi Pemerintah meningkat.

“Didorong oleh kenaikan belanja barang, terutama terkait pelaksanaan Pemilu 2024 serta belanja pegawai,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fiska menuturkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh positing investasi bangunan seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur.

“Namun, Ekspor melambat khususnya ekspor barang sejalan dengan penurunan harga komoditas produk utama ekspor,” paparnya.

Dalam pemaparannya Friska menyebut hampir seluruh LU pada triwulan I 2024 menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan yang tinggi.

“Beberapa bidang yang menunjukan kinerja positif ada Transportasi dan Pergudangan, Penyedia Akmamin, Perdagangan,” jelasnya.

Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi Provinsi Lampung antara lain;

Konsumsi RT meningkat, akselerasi permintaan pada periode pemilu 2024, HBKN, libur nasional dan cuti Bersama. Sebesar 4,67% (yoy), Pangsa 65,64%

Konsumsi Pemerintah meningkat dikarenakan penyelenggaraan pemilu, kenaikan gaji PNS dan pencairan gaji ke-14, yaitu sebesar 15,67% (yoy), Pangsa 5,62%.

Investasi/PMTB melambat, dimana sejalan dengan pola historisnya, sikap investor cenderung wait and see pada periode pemilu
yaitu, 32,22% (yoy), Pangsa 5,62%.

Ekspor meningkat, terutama pada Komoditas utama pendorong kinerja ekspor LN: CPO dan Olahan Makanan sebesar 6,10% (yoy), Pangsa 52,87%

Impor, melambat dikarenakan peningkatan impor pupuk pertanian, khususnya jagung  yaitu sebesar 8,75% (yoy), Pangsa 58,87%

Pertanian melambat dikarenakan adanya penurunan produksi padi sejalan dengan pergeseran masa tanam akibat El Nino, yaitu sebesar -10,97% (yoy), Pangsa 23,78%.

Industri meningkat Peningkatan kinerja industri
makan-minum dan percetakan pada periode HBKN dan pemilu, yaitu sebesar 6,51% (yoy), Pangsa14,66%.

Konstruksi melemah, dikarenakan Sejalan dengan masih rendahnya realisasi investasi bangunan sebesar 6,86% (yoy), Pangsa 5,62%

PBE mengalami peningkatan aktivitas perdagangan antar daerah pada periode HBKN dan maraknya penyelenggaraan event, meningkay sebesar 8,58% (yoy), Pangsa14,66%.

Trans-Gud meningkat dengan adanya penambahan rute penerbangan baru di Bandara Radin Inten dan peningkatan mobilitas, yaitu sebesar 8,58% (yoy), Pangsa7,64%. (muh)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: