Bandarlampung Transsumatera.id – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meluncurkan project management office (PMO) Kopi Nusantara untuk mendorong kemajuan ekosistem industri kopi Tanah Air.

PMO Kopi Nusantara terdiri dari unsur perusahaan pelat merah dan swasta nasional, asosiasi, dan lembaga research and development (R&D).

Selain itu, Menteri BUMN, Erick Thohir juga melepas ekspor perdana tahun 2022 berupa 130 ton kopi tujuan Mesir. Pelepasan ekspor kopi milik PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) itu dilakukan di Gudang Industri Kopi, Campang Raya, Bandarlampung.

“Kerja sama bilateral ini merupakan salah satu langkah untuk membangun kekuatan ekonomi di wilayah masing-masing yang dapat memperluas akses pasar produk Indonesia lainnya menuju Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Indonesia sendiri merupakan negara pengekspor kopi ke Mesir terbesar di dunia,” kata Erick.

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro menyampaikan, pendirian PMO Kopi Nusantara merupakan bentuk komitmen dan kepedulian dalam upaya meningkatkan industri kopi di Indonesia.

“Melalui PMO Kopi Nusantara, kita ingin membangun atau memperbaiki ekosistem supply chain bisnis kopi di Indonesia dengan cara mengkoordinasikan, melakukan sinergi dengan semua komponen untuk meningkatkan industri kopi mulai BUMN, swasta, asosiasi, dan tentunya lembaga R&D,” kata Dwi dalam acara kick off dan launching PMO Kopi Nusantara di Kecamatan Sukabumi, Bandarlampung, Minggu (30/1).

Tujuan lainnya, adalah meningkatkan kesejahteraan petani kopi melalui program-program pendampingan serta membangun digital platform yang menjadi centre of excellence bagi industri kopi. PMO Kopi Nusantara nantinya akan memanfaatkan platform yang sudah dikembangkan oleh Telkom yakni Agree.

“Tahun 2022 ini, kita ingin memulai di empat lokasi dengan enam proyek. Dimulai Lampung, kemudian di Jawa Timur ada dua proyek, di Jawa Barat di Ciwidey dan Garut, dan yang terakhir di Sumatera Utara,” terang Dwi.

Menteri BUMN, Erick Thohir dalam acara peluncuran tersebut menyampaikan, melalui pembentukan PMO Kopi Nusantara, harapannya akan terbentuk ekosistem industri kopi Indonesia yang dapat mensejahterakan seluruh kelompok, khususnya para petani.

“Kenapa BUMN terketuk? Karena 96% dari industri kopi ini adalah petani. Berbeda dengan kelapa sawit yang 60% swasta dan 40% petani,” kata Erick.

“Saya juga mohon, makanya kita bekerjasama dengan berbagai pihak, karena kami BUMN tidak bisa kalau tidak didukung oleh pemerintah daerah,” katanya.

“Kita juga bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan juga didukung Duta Besar Indonesia untuk Mesir, didukung juga oleh asosiasi kopi dan juga para pihak swasta yang mau menjadi bagian dari ekosistem ini,” tambah Erick.

Menurut dia, dalam membangun ekosistem tidak mungkin terjadi jika masing-masing pihak egosektoral, karena ekosistem itu bisa terjadi kalau ditempatkan di tengah semua kepentingannya.

Erick kemudian mengutip sila kelima Pancasila yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang artinya kesejahteraan untuk semua dan tidak mungkin ekonomi Indonesia terus tumbuh kalau tidak rukun.

Menurut Menteri BUMN, ekosistem tersebut bisa berhasil kalau ada kesejahteraan. Tidak mungkin bisa menciptakan keseimbangan ekonomi jika yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, apalagi saat pandemi Covid 19.

“Karena itu kita sama-sama harus merajut yang namanya ekosistem Indonesia untuk kesejahteraan semua, bukan mengental untuk sebagian kelompok. Itulah kenapa kesejahteraan sesuai Pancasila sila kelima harus kita jaga. Itulah kenapa kita memberanikan untuk membangun ekosistem,” kata Erick.

Sementara itu, Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana mengatakan, sudah melaksanakan UMKM, terutama untuk pengelolaan kopi yang ada di Kota Tapis Berseri ini.

“Bunda sudah bilang untuk Kota Bandarlampung untuk pengrajin kopi, sebelumnya pemkot sudah berikan 89 alat langsung ke pengrajinnya, terutama dari pengemasananya kita berikan kepada mereka,” ujar Bunda Eva, sapaan akrabnya.

Bunda Eva juga akan memberikan asuransi bagi pengrajin kopi, melalui Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu, dimana dan apa saja kriteria-kriterianya.

“Nanti bunda akan kumpulkan semua pengrajin se-Kota Bandarlampung, yang sebelumnya bunda berikan pinjaman tanpa bunga, nanti kita ajukan asuransinya,” pungkasnya. (dk)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: