Bandarlampung Transsumatera.id — Akibat terhantam tingginya arus gelombang air laut, 3 rumah hancur dan 1 rumah rusak di Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung.

Warga sekitar, Suwandi mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi Kamis (29/7), sekitar pukul 00.50 WIB. “Ada gelombang air agak besar sehingga tiang rumah goyang dan menimpa rumah yang lain untungnya tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa salah satu rumah yang hancur dihantam oleh gelombang air laut dengan tinggi sekira 2 meter itu dihuni oleh empat kepala keluaraga. “Ada orang waktu kejadian, lewat jendela itu perempuan anak dua, sekarang kondisi lagi menenangkan diri,” jelasnya.

Salah satu korban, Rosnaini menuturkan, bahwa saat kejadian ia sedang tidur, tiba-tiba ada ombak yang datang hingga masuk ke dalam rumah miliknya.

“Langsung saya bangunkan anak saya, dia loncat lewat jendela, semua hancur dan kebawa sama ombak,” paparnya.

Rosnaini juga menjelaskan, bahwa semua barang berharga miliknya juga ikut dibawa arus ombak yang tinggi.

“Uang, kartu ATM, kunci motor, mesin cuci tv, baju masih banyak lagi, semua habis terbawa ombak, tidak sempat menyelamatkan barang lagi, saya cuma mikirin anak saya aja,” ungkapnya.

Atas kejadian itu Rosnaini dan anaknya untuk sementara tinggal di rumah kerabatnya yang tak jauh dari rumahnya yang hancur tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung meminta empat keluarga yang menjadi korban rumah roboh karena ombak di Kecamatan Bumi Waras untuk pindah ke Rusunawa.

“Bunda tawarkan kepada mereka supaya pindah ke Rusunawa Teluk Betung Timur yang telah Pemkot siapkan. InsyaAllah mereka siap pindah,” kata Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana saat meninjau lokasi tersebut, Kamis (29/7).

Selain tempat tinggal, Bunda Eva, sapaan akrabnya juga mengatakan, Pemkot akan memberikan bantuan Rp5 juta untuk tiap rumah yang menjadi korban.

“Rp5 juta itu untuk per-rumah. Sementara Rusunawanya, sementara gratis. Lihat keadaan, kalau kita banyak uang InsyaAllah bisa perpanjang,” ungkapnya.

Melihat pemukiman padat di atas laut di RT 15 Kelurahan Kangkung tersebut, Bunda Eva mengaku untuk penataan, ia tidak akan menggusur tempat tersebut.

“Sebetulnya bunda inginnya tidak ada penataan dengan penggusuran. Tapi nanti secara bertahap akan dilakukan pembangunan pemukiman kumuh seperti yang ada di Gubuk Serok,” ungkapnya.

“Jembatan jalan juga sudah permanen, penopang rumah dari beton. InsyaAllah kalau gusur-gusur tidak ada,” tegasnya. (dk)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: