Bandarlampung Transsumatera – Banjir yang melanda Bandar Lampung pada Sabtu (24/2/2024) telah menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat dan pelaku usaha di Provinsi Lampung.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Lampung mencatat total kerugian akibat banjir ini mencapai Rp197 miliar.

Ketua HIPMI Provinsi Lampung, Ahmad Giri Akbar, menjelaskan bahwa kerugian tersebut melibatkan berbagai aspek, mulai dari kerugian fisik hingga dampak terhadap laju ekonomi.

“Bangunan rumah, mesin produksi, dan mini pabrik di area produksi UMKM menjadi korban utama banjir. Selain itu, kendaraan yang terendam banjir, usaha hewan ternak seperti ikan, barang elektronik, dan alat rumah tangga juga mengalami kerugian yang signifikan,lanjutnya., Senin (26/2/2024).

Giri menyampaikan dampak terhadap laju ekonomi menjadi perhatian utama. Dengan terhambatnya perputaran uang selama musibah banjir berlangsung, menyebabkan kerugian ekonomi mencapai 30 persen.

“Ini dikhawatirkan akan berdampak besar bagi pelaku UMKM yang memerlukan waktu untuk merevitalisasi usahanya,” ujarnya.

“HIPMI berkomitmen untuk melakukan inventarisasi secara detail terkait kerugian akibat banjir, khususnya kepada para pelaku usaha. Namun, penanganan masalah ini memerlukan kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat,” lanjutnya.

Giri mengatakan Pemerintah Kota perlu mengambil langkah yang lebih besar untuk mencegah terulangnya kejadian serupa jika terjadi hujan yang melanda Bandarlampung.

Dimana, kerugian akibat banjir ini menegaskan pentingnya upaya pencegahan dan penanganan bencana secara komprehensif demi melindungi masyarakat dan keberlangsungan usaha di wilayah terdampak.

“Semoga langkah-langkah bersama dapat mengurangi risiko bencana serupa di masa depan,” pungkasnya. (Muh)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: