Site icon

Inflasi Gabungan Dua Kota di Lampung Pada Akhir Tahun 2023 Terkendali Dalam Sasaran 3±1%

Bandarlampung Transsumatera —
Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Lampung bulan
Desember 2023 tercatat mengalami inflasi 0,01% (mtm), lebih rendah dibandingkan
periode November 2023 yang mengalami inflasi 1,02% (mtm) dan rata-rata inflasi bulan
Desember pada 3 (tiga) tahun terakhir yang tercatat mengalami inflasi 0,54% (mtm).

Tingkat inflasi IHK tersebut lebih rendah dari inflasi nasional dan inflasi gabungan 24 kota di
wilayah Sumatera yang masing-masing mengalami inflasi 0,41% (mtm) dan 0,29% (mtm).
Secara tahunan, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Lampung bulan Desember 2023
tercatat sebesar 3,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan inflasi gabungan
24 kota di wilayah Sumatera yang masing-masing tercatat 2,61% (yoy) dan 2,72% (yoy).

Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan Desember 2023 didorong oleh kenaikan
harga pada beberapa komoditas seperti: bawang merah, ikan kembung, minyak goreng,
tomat dan gula pasir dengan andil masing-masing sebesar 0,064%; 0,043%; 0,042%;
0,030%; dan 0,027%. Kenaikan harga komoditas bahan pangan menjadi penyumbang utama
inflasi pada Desember 2023. Kenaikan harga bawang merah dipengaruhi oleh masuknya
periode tanam di Jawa Tengah yang tercermin dari kenaikan harganya pada November
(Rp27.250/kg) dan Desember 2023 (Rp32.410/kg). Inflasi bulanan ikan kembung yang
meningkat pada Desember 2023 sejalan dengan tren historisnya, di mana terjadi penurunan
produksi aneka komoditas perikanan seperti ikan tongkol, ikan kembung, udang laut, dan selar
akibat meningkatnya curah hujan di tengah periode low season produksi. Adapun inflasi
minyak goreng didorong oleh harga minyak goreng curah, yang meningkat menjadi
Rp14.370/kg pada 25 Desember 2023 dibandingkan Rp14.000/kg pada 1 Desember 2023.
Kenaikan harga minyak goreng curah lebih dipengaruhi dari sisi supply, di mana serapan DMO
minyak goreng pada Desember 2023 hanya tercatat sebesar 63%, turun jika dibandingkan
85% pada November 2023.

Disisi lain, pada bulan Desember 2023 terdapat sejumlah komoditas yang
mengalami deflasi , antara lain cabai rawit, daging ayam ras, air kemasan, jeruk dan susu
cair kemasan dengan andil masing-masing sebesar -0,102%; -0,051%; -0,038%; -0,022%;
dan -0,022%. Laju inflasi Desember 2023 yang melambat didukung oleh penguatan upaya
stabilisasi harga aneka cabai. Penurunan harga cabai rawit pada Desember 2023 dipengaruhi
oleh masuknya periode panen di Mesuji pada lahan seluas 5 Ha. Selain itu, sinergi stabilisasi
harga TPID se-Provinsi Lampung pada Desember 2023 semakin intensif dengan pelaksanaan sidak pasar, pengecekan pasokan pada gudang distributor, serta pelaksanaan operasi pasar
aneka cabai yang disertai pemberian subsidi Rp10.000/kg melalui realisasi dana BTT sebesar
Rp40 juta.

Adapun penurunan harga daging ayam ras dipengaruhi kondisi oversupply (surplus
8.841 ton) seiring dengan peningkatan produksi korporasi besar.
Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan
dua kota di Provinsi Lampung akan terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy)
sampai dengan akhir tahun 2024. Namun demikian, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko
sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa (i) potensi kenaikan aggregate demand
yang didorong oleh realisasi belanja Pemerintah dan Calon Legislatif/Eksekutif pada tahun
politik, serta berlanjutnya penyaluran bansos; dan (ii) di sisi lain, jika daya beli masyarakat
masih relatif rendah, hal ini berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi inti di kemudian hari
akibat respon penurunan volume produksi pelaku usaha sebagai bentuk efisiensi.

Sementara
itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), adalah (i) Risiko meningkatnya harga komoditas
hortikultura pada periode tanam, Cabai: Maret – Mei 2024, September – November 2024;
Bawang: Mei – Juli 2024, November – Desember 2024; dan (ii) risiko inflasi beras pada 2024
perlu dimitigasi melalui penguatan tata niaga beras, termasuk pengaturan perdagangan
gabah ke luar Lampung mengingat prognosa produksi padi Lampung pada 2024 diprakirakan
akan terkontraksi sebesar 0,28%. Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP)
yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu (i) ketidakpastian kondisi perang di Timur
Tengah berisiko menyebabkan revisi ke atas harga minyak dan gas dunia tahun 2024; dan (ii)
pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 meningkat 10%, sedangkan
untuk rokok elektrik meningkat 15%.

Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko
inflasi ke depan, TPID terus berupaya menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K, yaitu:

  1. Keterjangkauan Harga
    a. Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun
    sampai dengan HET.
    b. Penggunaan dana BTT untuk Operasi Pasar pada triwulan IV 2023 yang difokuskan
    pada komoditas beras di 400 titik selama 50 hari pada (8 titik/hari). Pemerintah Provinsi
    Lampung bersinergi dengan PT. Wahana Raharja (BUMD) untuk pelaksanaannya
    dengan dukungan belanja subsidi Rp2.100/kg untuk menjaga harga beras, terutama
    medium, agar tetap di bawah HET yang berlaku.
    c. Melakukan monitoring harga dan pasokan , khususnya pada komoditas-komoditas
    sbb:

    Komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya: beras, telur ayam, bawang
    merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan gula pasir.

    Komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga bawang putih dan daging ayam 2. Ketersediaan Pasokan
    a. Memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra Provinsi Lampung,
    utamanya untuk komoditas yang sering bergejolak di Kota IHK.
    b. Perluasan Kerjasama Perdagangan antar Daerah dengan Kepulauan Riau dan Bali
    untuk memperkuat stabilitas harga pangan di masing-masing Provinsi
    c. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mempercepat
    penanaman padi, optimalisasi peran bendungan, pendistribusian bibit yang cukup
    resisten terhadap kekeringan, dan pendistribusian traktor/alsintan.
  2. Kelancaran Distribusi
    a. Memastikan kelancaran transportasi serta angkutan udara, darat, dan laut melalui
    koordinasi dan sinergi untuk memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda
    transportasi untuk menjaga lalu lintas angkutan barang dan manusia.
    b. Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume penerbangan
    Lampung

    Jakarta,
    perluasan
    rute
    penerbangan
    Lampung

    Bali,
    serta
    operasionalisasi Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni.
    c. Penyampaian
    substansi
    koordinasi
    kepada
    Pemerintah
    Daerah
    untuk
    memprioritaskan perbaikan jalan Kabupaten/Kota dan Pedesaan yang dilalui oleh
    angkutan barang bahan pangan.
  3. Komunikasi efektif
    Melakukan rapat koordinasi secara formal, dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal,
    melalui WhatsApp Group, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait
    dinamika harga dan pasokan terkini. (*)

Lewat ke baris perkakas