Bandarlampung Transsumatera – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung menilai udara yang ada di Lampung masih dalam keadaan baik.

Kepala DLH Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati mengatakan bahwa pihaknya mempunyai indikator kinerja utama apa yang harus dicapai salah satunya indikator kinerja lingkungan hidup (IKLH).

“IKLH Itu ada bagaimana pengukuran udaranya, bagaimana kondisi air dan lahan di Lampung, Air lautnya bagaimana,” katanya saat dimintai keterangan di kantor DLH Lampung, Jumat (29/12/2023).

Emilia menyampaikan kalau Lampung sudah mempunyai alat ukur udara secara real-time sejak tahun 2019.

“Di DLH ini ada alat real-time ini sudah ada sejak 2019. Artinya stasiun tidak di DLH, tapi di DLH Bandarlampung yang posisinya dekat dengan industri,” ujarnya.

Emilia juga menuturkan kalau pada IKLH 2023 Lampung mengalami peningkatan dan berhasil melampaui target.

“2023 ini meningkat dari target 69,01, sekarang 69,59 ada peningkatan cukup panjang,” jelasnya.

Emilia juga menerangkan kalau saat ini di 15 kabupaten/kota yang ada di Lampung masih belum semuanya real time. Namun, lebih lanjut ia menyampaikan ada uji pasif sampler yang dilakukan oleh pihaknya.

“Itu memang tidak real-time tapi berkala dari situ saja bisa kita nilai karena dari hasilnya Lampung baik baik saja hasil uji sampelnya,” ujarnya.

“Selain itu memang kita ada PP 22 tahun 2021 bahwa harus ada bagaimana penilaian indikator kualitas udara setiap provinsi. Ini sudah menjadi keharusan dari kementerian bagi semua provinsi harus melakukan pengukuran udara,” lanjutnya.

Adanya pengukuran udara tersebut menjadi catatan bahwa sebenernya Lampung bukan provinsi yang tidak punya alat ukur udara.

“Ada juga masukan bahwa Lampung penyumbang udara tidak baik di DKI khususnya kami agak merespons juga,” ucapnya.

Emilia menuturkan kalau Gubernur Lampung meminta DLH Provinsi untuk bekerja sama dengan Unila untuk melakukan uji 8 kabupaten/kota yang karena disitu lokasi industri keramaian dan penduduk cukup tinggi.

“Alhamdulillah hasilnya kita berada posisi baik, itu secara detail,” terangnya.

Untuk aplikasinya masyarakat bisa mendownload di play store dengan aplikasi ISPUnet KLHK.

“Masyarakat butuh untuk mengecek kondisi kualitas udara di Lampung,” katanya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama akademisi Unila Prof. Irwan Sukri Banua mengatakan Universitas Lampung (Unila) dan Pemerintah Provinsi Lampung bekerja sama dalam memonitor kualitas udara.

“Hasil pemantauan menunjukkan kualitas udara di Lampung masih baik, dan ia menegaskan bahwa Lampung tidak dapat menjadi penyumbang kualitas udara buruk di DKI Jakarta,” katanya.

Sementara itu, Anggota DPRD Lampung, Deni Ribowo, menilai alat ukur kualitas udara di Lampung sudah sangat baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Deni Ribowo setelah memeriksa alat ukur udara secara langsung di Kantor DLH Lampung.

“Kondisi udara di Lampung dinilai baik, ditunjukkan oleh jumlah wisatawan yang berkunjung selama liburan karena menganggap udara di Lampung masih sejuk dan segar,” katanya.

Deni juga menyatakan bahwa DPRD Lampung terus mendukung untuk memastikan kualitas udara tetap baik, termasuk peningkatan anggaran dalam hal ini. (Muh)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: