Tubaba (TRANS)-Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Setempat Mengundang Unit Pelayanan Terpadu Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Lampung Serta Di dampingi Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulang Bawang Barat, Dinas P3A, Dinas Sosial dan Peksos

Hadir dalam kegiatan tersebut assement Psikolog Yurni M.P.si bersama Ari Nasopa Pengawasan Perlindungan Anak dan perempuan UPTD PPA Provinsi Lampung memberikan assement kepada anak-anak yang menjadi korban kasus dugaan kekerasan seksual yang baru-baru ini terjadi di kabupaten Tulang Bawang Barat Lampung Selasa 21/7/2020.

Psikolog UPTD PPA Provinsi Lampung yang akan melakukan observasi awal dan memberikan trauma healing terhadap keadaan psikologis 7 korban dugaan kasus kekerasan seksual di kabupaten Tulang Bawang Barat.

Sulistyoningsih S.Psi,MM Kabid Perlindungan hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak,mewakili Ibu Reni Dewi Rafia Kepala Dinas P3A mengatakan pertemuan tersebut bertujuan untuk mencari jalan keluar terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di kabupaten Tulang Bawang Barat dan sekaligus sebagai upaya untuk melakukan trauma healing atau pemulihan psikologis agar korban merasa nyaman dan melupakan kejadian buruk yang mereka alami.

“Ini adalah bagian dari pelayanan UPTD PPA untuk pemenuhan hak dasar korban kekerasan. Kita ingin memastikan agar anak-anak ini bisa pulih secara fisik dan psikologisnya, sehingga mereka bisa kembali beraktifitas normal. Mereka bisa menjalankan aktifitas di sekolah dengan baik, begitu juga di keluarga dan tidak mendapatkan label-label negatif pada kondisinya. Jadi kami juga ingin memastikan jangan sampai mereka menjadi korban untuk kedua kalinya,” jelas Yurni

Terkait penanganan untuk anak-anak korban kekerasan seksual yang terjadi di Tulang Bawang Barat, ada beberapa program yang disiapkan oleh UPTD PPA, antaranya; trauma healing yang akan ditangani langsung oleh tim psikolog UPTD PPA Provinsi Lampung.

“Trauma healing akan kita berikan hingga korban benar-benar pulih. Namun ini butuh waktu yang panjang dan kita tidak bisa memprediksi kapan anak-anak itu pulih. Karena tergantung sekali pada kondisi masing-masing anak-anak tersebut,” jelas Yurni

Ari Tantaka Sekertaris LPA mewakili Edi Anwar Ketua LPA Tubaba berharap semua bisa mengambil bagian untuk mencegah agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.

“Kita berharap ada komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua terkait dengan pengawasan anak-anak. Jika merasa ada indikasi pengalaman kekerasan laporkan ke Kantor LPA, P3A, PEKSOS terdekat untuk ditindaklanjuti,” pungkasnya(Fathul)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: