Tubaba (TRANS)-sungguh miris serta seakan tidak bisa melihat (buta) ditengah pandemi Covid-19 masyarakat menjerit karena terdampak Covid 19, betapa tidak Tiyuh Margo Dadi, Kecamatan Tumijajar, kabupaten Tulangbawang Barat, justru lebih mengutamakan pembanggunan Infrastruktur ditengah jeritan masarakat,

Padahal sudah jelas di masa pandemi Dana Desa (DD) tersebut harus mengutamakan kepentingan masyarakat serta penanggulangan pencegahan penyebaran Covid-19 daripada pembanggunan infrastruktur,

” Kami ini orang susah pak karena terdampak covid 19, tapi tidak pernah tersentuh bantuan baik dari tiyuh maupun dari pemerintah, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bantuan Sosial Tunai (BST) Program Keluarga Harapan (PKH),atau Mantra, yang kami terima Bantuan Sosial hanya beras 10 Kg,”Ujar Warga RK II ,RT 05 Hermawati saat di dikediamannya Rabu 08 Juli 2020.

Hal senada dikatakan juga, warga RK II RT IV, Waliyem mengaku Kalau dirinya juga tidak pernah menerima bantuan apapun dari Tiyuh dan pemerintah, yang banyak menerima bantuan itu justru Keluarga kepalo serta aparaturnya termasuk masyarakat yang ada kedekatan dengan mereka.

” Ya pak saya tidak pernah menerima bantuan apapun, kecuali bantuan beras 10 Kg,entah apa alasannya,saya ini orang susah rumah saja menumpang rumah sama anak, itupun di bagian belakang, bagi saya pemerintah tiyuh maupun pemerintah daerah tidak adil, seperti pak kepalo itu Buta dan Tuli,”terangnya

Begitu juga dengan mertua saya Mupangati warga RK II RT 05 Sedang sakit lumpuh sudah bertahun tahun, jangankan BST, PKH, Mantra, BLT yang dari DD juga tidak menerima,

” Benar pak mertua saya ini lumpuh sudah bertahun tahun namun BLT maupun bantuan lain tidak pernah menerima,” jelasnya

Sementara itu Ditempat terpisah warga RK I Puji mengatakan Jika mertuanya yang juga lumpuh tidak mendapatkan bantuan Baik berupa BLT ataupun bantuan lainnya,

” Kalau saya tidak apa apa mas tidak dapat bantuan, tapikan mertua saya ini lumpuh juga tidak dapat bantuan sama sekali, sepertinya yang menerima itu di pilih pilih saja sama aparatur tiyuh” ungkapnya kecewa.

Hasil Pantauan wartawan dilapangan Masyarakat Tiyuh Margo Dadi banyak yang menjerit karena susah akibat terdampak covid 19 ini, padahal Kuota anggaran DD untuk itu hampir 300 juta tapi mengapa hanya 31 KK yang di bagikan BLT, justru Pembanggunan Infrastruktur yang sangat di utamakan, menurut saya jika anggaran DD tersebut di salurkan ke BLT secara otomatis habis dan tidak ada untungnya tapi kalau di banggunkan sudah pasti mendapat untung dari pekerjaan itu.

Sementara itu sampai berita ini diterbitkan saat hendak mengkonfirmasi Kepalo Tiyuh Margo Dadi Sardiman, tidak berada di balai tiyuh dan saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak aktif serta rumahnya selalu tertutup rapat.(Fathul)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: